Loading

Thursday, June 30, 2011

PERKAWINAN YANG BAHAGIA DAN ABADI

Author
Allah Subhanahu wa Ta 'ala berfirman di dalam Al Qur'an:

"Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) diatas diri mereka, sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. " (Al Hasyr 9)

Pada surat yang lain Allah berfirman:

"Janganlah kalian memberi dengan harapan memperoleh balasan yang lebih banyak. " (Al Muddatsir 6)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian, hingga ia mencintai kebaikan untuk saudaranya, sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nasa'i dengan sanad sahih)

Jika seseorang menginginkan kehidupan perkawinannya berhasil langgeng dan abadi, maka tanyailah diri sendiri dengan pertanyaan berikut ini:

a.    Apakah engkau memperhatikan kebahagiaan orang yang engkau cintai? Atau apakah engkau dengan senang membantunya melakukan pekerjaanpekerjaan yang digemari dan diperhatikannya? Ataukah engkau memperhatikan terlebih dahulu kebahagiaan pribadi dan menunggunya berbuat sesuatu untuk menambahkan kebahagiaanmu? Hal yang dituntut sebenarnya bukanlah proses menikahnya seorang wanita dengan seorang pria yang diharapkan dapat memperbaiki keadaannya setelah menikah. Atau sang wanita berkeyakinan mampu merubah segala keburukan pribadi yang dimiliki oleh pasangannya, hanya karena sekedar mencintainya.

b.    Apakah engkau merasakan kesungguhan untuk menyelesaikan perselisihan diantara kalian berdua pada saat terjadi? Apakah engkau merasakan perhatian terhadap keutuhan kehidupan pernikahan kalian itu lebih banyak daripada mempertahankan kebenaran dari pandangan individu pada setiap perbedaan pendapat? Apakah engkau siap mengalah dalam rangka upaya saling memahami? Apakah engkau melihat, bahwa perbedaan diantara kalian mengandung nilai positif yang mendukung kehidupan pernikahan? Sesungguhnya cinta seperti tergambar diatas, berbeda dengan cinta dalam kenyataan hidup yang nyata (dihadapi). Banyak orang yang menghindari dialog diantara dua pasangan atau bersikeras memaksakan kebenaran pandangannya dalam setiap terjadinya perbedaan. Cinta yang matang adalah cinta yang diperuntukkan mendukung kehidupan perkawinan lebih banyak daripada mendukung egoisme masing-masing individu.

c.    Apakah engkau berpikir dengan makna "Kita" ketika engkau melangkah untuk masa depan kalian berdua? Apakah telah engkau diskusikan bersama cita-cita kalian berdua? Apakah masing-masing diantara kalian merasa bahwa salah seorang dari kalian adalah bagian dari yang lain? Apakah kalian berdua adalah manusia yang mampu mewujudkan cinta yang matang?

d.    Apakah engkau merasa bahwa kalian adalah partner dalam mencapai tujuan hidup bersama? Apakah engkau mendapati dalam tujuan bersama sesuatu yang memuaskan impian kalian berdua? Apakah engkau merasakan bahwa cinta kalian mampu membangkitkan perhatian kalian terhadap tugas-tugas yang kalian berdua rasakan nilainya? Apakah ada perkembangan perhatian yang timbul dari cinta kalian?

Tidaklah cukup bagi kalian berdua hanya menjadi pasangan yang lembut. Akan tetapi, haruslah kalian menjadikan perkawinan kalian mempunyai tujuan dan makna, jika yang kalian inginkan adalah kelanggengan. Karena, engkau ingin perempuan yang engkau cintai menjadi ibu bagi anak-anakmu atau sebaliknya. Dengan demikian, cintamu tidak bisa dianggap sebagai tujuan, bahkan ia mempunyai batas tujuan yang lebih dari sekedar cinta itu sendiri.

Sesungguhnya cinta yang langgeng adalah cinta yang berusaha untuk menunjukkan kepada manusia (pasangan suami isteri) dengan cara melaksanakan pekerjaan besar yang lebih banyak daripada sebelumnya dan didasarioleh cinta keduanya, dimana masing-masing melihat pasangannya lebih utama, bahagia dan pribadi yang banyak berbuat baik daripada sebelumnya.

Hanya dengan modal cinta, dalam mengatasi godaan hidup, tanpa usaha dan perhatian yang sungguh-sungguh bukanlah jaminan untuk kelanggengan cinta itu sendiri. Karena, cinta yang kokoh itu seperti pohon yang kokoh, membutuhkan siraman dan bantuan supaya tetap tumbuh dengan sehat dan kuat.
Manusia itu pada dasarnya berbeda, tergantung dari latar belakang pertumbuhannya, dalam kecenderungan mereka mengungkapkan cinta. Sebagian mereka selalu mementingkan mencapai bukti-bukti yang menguatkan cinta dan kasih sayangnya pada orang lain. Sedang sebagian yang lain bersikap pasif dalam upaya-upaya menghangatkan hubungan yang telah dibangun bersama. Untuk itu, hendaknya setiap pasangan memilih model hubungan yang lebih sesuai bagi mereka berdua daripada mencontoh model yang diterapkan oleh orang lain.

Masing-masing saling menunjukan dan memandang pasangannya sebagai pribadi yang dicintai. Kearifan yang timbul dari perasaan cinta dan kebersamaan didalam mengerjakan segala sesuatu yang menyenangkan keduanya, merupakan cara-cara dasar yang menyebabkan kelanggengan cinta.

0 comments:

Post a Comment

Loading



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More